Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mampu mengurangi angka kemiskinan di provinsi ini sejak menjabat pada Oktober 2017. Dengan berbagai program terobosan yang dibuat Anies, terlihat terjadi penurunan angka kemiskinan di DKI pada 2018 menjadi 3,56% dibandingkan dengan tahun 2017 (3,78%) dan 2016 (3,75%).
Anies pun mampu secara efektif mengelola pemerintahan ibu kota. Berdasarkan data BPS, ketika rata-rata angka kemiskinan nasional selama kurun 2014-2021 di kisaran 9%-11%, angka kemiskinan di DKI Jakarta konsisten lebih rendah di kisaran 3%-4% atau selalu di bawah 5%.
Selama periode 2014 – 2021 itu, angka kemiskinan Pemprov DKI Jakarta terendah pada tahun 2019, yaitu sebesar 3,44%.
Adanya badai pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air sejak Maret 2020, berbagai program dan inovasi terpaksa harus terganjal. Pandemi Covid-19 telah menghentikan gerak roda perekonomian nasional. Bahkan, perekonomian nasional terjadi resesi atau pertumbuhan ekonomi minus 2,07% pada 2020.
Sebagai episentrum ekonomi nasional, DKI Jakarta tentunya paling terdampak oleh pandemi Covid-19. Perekonomian DKI Jakarta ikut tergerus akibat resesi yang tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menghantam hampir seluruh negara di dunia.
Namun berkat kerja keras semua unsur Pemprov DKI Jakarta, perekonomian di Jakarta pada 2021 kembali bergeliat dan mampu rebound dari minus menjadi positif, yaitu tumbuh 3,56%.
Di bawah komando Anies, jajaran Pemprov DKI Jakarta terus berkolaborasi dengan warga dan seluruh pemangku kepentingan saling bahu-membahu, sehingga mampu membalikkan arah dari -2,39% (2020) menjadi positif 3,56% pada 2021.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, selain di Jakarta, di daerah atau provinsi-provinsi lainnya pun ikut terdampak pandemi Covid-19, sehingga perekonomiannya menjadi terpuruk dan angka kemiskinan meningkat.
“Fenomena pandemi terjadi di semua tempat, pada 2020 dan 2021 angka kemiskinan meningkat tak hanya di Jakarta saja tapi di semua daerah,” kata Tauhid kepada KBA News, Rabu 29 Juni 2022.
Tauhid menilai terjadinya kenaikan angka kemiskinan di Jakarta pada 2020 dan awal 2021 adalah hal yang wajar. Bahkan menurut penilaian Tauhid, angka kenaikannya masih wajar dibandingkan sejumlah provinsi lainnya di Indonesia.
“Angka kemiskinan di DKI Jakarta masih lebih baik dibandingkan beberapa daerah lain pada periode itu akibat pandemi. Setelah awal 2021, angka kemiskinan di DKI terus menurun hingga 2022 ini,” ungkap Tauhid.
Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan di Pemprov DKI Jakarta pada 2014 sebesar 4,01%, 2015 (3,77%), 2016 (3,75%), 2017 (3,78%), 2018 (3,56), 2019 (3,44%), 2020 (4,61%), 2021 (4,70%)
Cara Memantau Reputasi Online Website Secara Berkala
14 Maret 2025 | 109
Reputasi online merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen sebuah website. Dalam era digital saat ini, banyak orang yang mencari informasi dan ulasan mengenai produk atau layanan ...
12 Agu 2024 | 716
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Imbasnya menurut Dewan Masjid Indonesia terdapat kurang lebih 1 juta masjid yang tersebar di seluruh Indonesia. ...
Cara Baru Beriklan Dengan Aplikasi Soorvei
1 Okt 2020 | 1022
Total belanja iklan nasional tahun 2018 mencapai 145T, sedangkan tahun 2019 mencapai 181T. Meskipun pada tahun 2020 belanja iklan dipastikan turun karena pandemic covid-19 menarik bahwa ...
Keuntungan URL dan COME TO Untuk Pemasaran Digital
21 Feb 2023 | 728
Dalam bidang teknologi khususnya website, istilah link dan URL sudah tidak asing lagi bagi kita. Tautan dalam bentuk catatan (log, nama domain, direktori). URL juga sangat mirip dengan ...
Jasa Share Video: Bantu Promosi Produk Secara Efektif
18 Apr 2025 | 73
Dalam era digital saat ini, video telah menjadi salah satu elemen penting dalam strategi pemasaran online. Tidak hanya menarik perhatian audiens, tetapi video juga mampu menyampaikan pesan ...
Harta dan Anak, Ujian Sekaligus Anugerah dari Allah
12 Jan 2022 | 880
Alquran menerangkan harta dan anak-anak adalah titipan dan anugerah dari Allah sebagai ujian untuk Muslim. Maka jangan berlebihan mencintai harta dan anak sehingga ingkar kepada Allah SWT ...