Harta dan Anak, Ujian Sekaligus Anugerah dari Allah

Oleh Editor, 12 Jan 2022
Alquran menerangkan harta dan anak-anak adalah titipan dan anugerah dari Allah sebagai ujian untuk Muslim. Maka jangan berlebihan mencintai harta dan anak sehingga ingkar kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Sebagai anugerah, harta dan anak harus menjadi sebab seorang Muslim semakin dekat dengan Allah SWT. Sebagai ujian, jangan sampai harta dan anak menjauhkan seorang Muslim dari Allah SWT karena cinta dan takut yang berlebihan kepada selain Allah SWT.

Hal ini dijelaskan dalam Surat Al-Anfal Ayat 28 dan tafsirnya.

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ ࣖ

Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar. (QS Al-Anfal: 28)

Dalam Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menerangkan Allah memperingatkan kaum Muslimin agar mereka mengetahui bahwa harta dan anak-anak mereka adalah cobaan. Maksudnya adalah Allah menganugerahkan harta benda dan anak-anak kepada kaum Muslimin sebagai ujian bagi mereka.

Jadi, apakah harta dan anak-anak banyak itu menambah ketakwaan kepada Allah, mensyukuri nikmat-Nya serta melaksanakan hak dan kewajiban seperti yang telah ditentukan Allah. Apabila seorang Muslim diberi harta kekayaan oleh Allah, kemudian ia bersyukur atas kekayaan itu dengan membelanjakannya menurut ketentuan-ketentuan Allah berarti memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan Allah terhadap mereka.

Tetapi apabila dengan kekayaan yang mereka peroleh kemudian mereka bertambah tamak dan berusaha menambah kekayaannya dengan jalan yang tidak halal serta enggan menafkahkan hartanya, berarti orang yang demikian ini adalah orang yang mengingkari nikmat Allah. Dalam kehidupan manusia di masyarakat, harta benda adalah merupakan kebanggaan dalam kehidupan dunia.

Sering orang lupa bahwa harta benda itu hanyalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada mereka, sehingga mereka kebanyakan tertarik kepada harta kekayaan itu dan melupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Demikian juga anak adalah salah satu kesenangan hidup dan menjadi kebanggaan seseorang.

Ini adalah cobaan terhadap kaum Muslimin. Anak itu harus dididik dengan pendidikan yang baik sehingga menjadi anak yang sholeh. Apabila seseorang berhasil mendidik anak-anaknya menurut tuntutan agama, berarti anak itu menjadi rahmat yang tak ternilai harganya.

Akan tetapi, apabila anak itu dibiarkan sehingga menjadi anak yang menuruti hawa nafsunya, tidak mau melaksanakan perintah-perintah agama, maka hal ini menjadi bencana. Bencana tidak saja kepada kedua orang tuanya, bahkan kepada masyarakat seluruhnya.

Oleh sebab itu, wajiblah bagi seorang Muslim memelihara diri dari kedua cobaan tersebut. Hendaklah dia mengendalikan harta dan anak untuk dipergunakan dan dididik sesuai dengan tuntutan agama serta menjauhkan diri dari bencana yang ditimbulkan oleh harta dan anak tadi.

Allah menegaskan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maksudnya adalah barang siapa yang mengutamakan keridhaan Allah dari pada mencintai harta dan anak-anaknya, maka ia akan mendapat pahala yang besar dari sisi Allah.

Peringatan Allah agar manusia tidak lupa kepada ketentuan agama karena harta yang banyak dan anak yang banyak disebutkan pula dalam ayat yang lain. “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta-bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS Al-Munafiqun: 9)

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © CyberJawa.com
All rights reserved