Memuliakan Tamu dalam Islam adalah Paling Utama

Oleh Editor, 10 Jan 2022
Memuliakan tamu adalah cermin penghargaan Islam terhadap hak-hak individu dan sosial. Islam memandang tamu tidak hanya sebatas untuk kehidupan bermasyarakat tetapi juga dijadikan ukuran keimanan seseorang. Dalam Alquran, Allah SWT telah mengabadikan perkara memuliakan tamu yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s.

فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ

Artinya: “Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?” (QS. Adz Dzariyat : 26 – 27)

Dalam Islam, memuliakan tamu merupakan amal salih yang pahalanya bukan saja akan dibalas di akhirat, tapi juga akan mendapat balasan secara langsung di dunia.

Ada banyak keutamaan saat memuliakan tamu. Berikut keutamaan memuliaan tamu yang perlu kamu ketahui:

1. Tamu sebagai Pembawa Rezeki dan Penghapus Dosa Tuan Rumah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Tamu datang dengan membawa rezekinya dan pergi dengan menghapus dosa-dosa kalian dan Allah menghapus dari dosanya dan dosa-dosa kalian.” (HR. Abu Syaikh)

2. Termasuk Amalan Surga

Perkara ini dikisahkan dalam sebuah hadis dari Humaid Ath-Thawil dari Anas bin Malik RA, ia berkata :

“Ada suatu kaum datang kepadanya untuk menjenguk sakitnya, lalu (Anas) memanggil pembantunya, “Hai anak perempuan, bawalah kesini untuk teman-teman kita walaupun sedikit (makanan), karena saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Kemuliaan akhlak termasuk amalan-amalan surga.” (HR. Thabrani)

3. Bentuk Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Artinya: “Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)

4. Orang yang Memuliakan Tamu Akan Berhubungan dengan Allah

Dari Aisyah radhiyallahuanha berkata, Rasulullah SAW bersabda,

“Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: “Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Mendapat Pahala Seperti Ibadah Haji dan Umrah

Hal ini disampaikan oleh Ibnu Abas radhiyallahu ‘anhuma yang mengisahkan bahwasannya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah bersabda:

“Jika ada tamu masuk ke dalam rumah seorang mukmin, maka akan masuk bersama tamu itu seribu berkah dan seribu rahmat. Allah akan menulis untuk pemilik rumah itu pada setiap kali suap makanan yang dimakan tamu seperti pahala haji dan umrah.”

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © CyberJawa.com
All rights reserved