Amalan Haji Tukang Sepatu

Oleh Editor, 20 Jan 2022
Satu kisah yang dialami oleh Abdullah bin Mubarak tentang diterimanya amalan haji

Ia adalah Imam yang shaleh, dihormati, tinggal di Merv Turki & juga berlimpah kekayaan dari hasil perdagangan serta seorang dermawan yang kinasih

setiap tahun ia selalu berkesempatan untuk melaksanakan ibadah haji & pada suatu hari sepulang dari berhaji, ia tertidur & bermimpi

dalam mimpinya, melihat dua malaikat yang sedang berdialog tentang amalan haji yang dilakukan para Muslimin pada tahun tersebut

“Tahun ini tahun yang meriah.” kata Malaikat pertama

“kau tahu berapa banyak orang yang berhaji tahun ini?”

“banyak.” kata Malaikat kedua. “lebih banyak dari tahun kemarin. jumlah orang berhaji tahun ini tiga ratus enam puluh ribu orang”

“Mashaa Allah, sungguh menakjubkan!” puji Malaikat pertama

“lalu, berapa banyak orang yang hajinya diterima?” “sayang sekali, dari sekian banyak jumlah tersebut, hanya seorang pria yang berprofesi sebagai tukang sepatu dari Damaskus bernama Abdullah bin Mufig yang hajinya diterima.
dia bahkan tidak berangkat ke Tanah Suci, tapi Allah SWT menerima hajinya!”

Abdullah bin Mubarak terbangun dari mimpinya, tubuhnya gemetar & keringat dingin membasahi tubuhnya, ia sangat khawatir karena pada tahun itu ia juga berangkat haji

setelah menenangkan diri, ia pun memutuskan untuk pergi ke Damaskus & mencari tahu siapakah gerangan sosok Abdullah bin Mufig itu

sesampainya di sana, ia mencari tahu di mana ia bisa bertemu dengan Abdullah bin Mufig

setelah mengetahui di mana bisa menemui Abdullah bin Mufig, ia bergegas menuju ke rumah orang yang dicarinya

sesampainya di sana, ia mengucapkan salam sambil mengetuk pintu rumah Abdullah bin Mufig

sang tuan rumah pun membuka pintu rumahnya sambil menjawab salam.

“maafkan saya, saya ingin bertemu Abdullah bin Mufig, apakah engkau bernama Abdullah bin Mufig?”

“benar,”
kata Abdullah bin Mufig. “Saya Abdullah bin Mufig. mari silakan masuk.”

setelah duduk di kursi dalam rumah, Abdullah bin Mufig bertanya tentang hajatnya datang ke rumahnya

“bolehkan saya tahu siapa namamu & apa keperluanmu menemuiku?” tanya Abdullah bin Mufig

“saya Abdullah bin Mubarak dari Merv Turki. saya bermimpi & ingin menanyakan kepadamu perihal mimpi yang saya alami”

“ooh, saya bukan ahli tafsir mimpi. saya hanya tukang sepatu” kata Abdullah bin Mufig

“Ini bukan masalah apa pekerjaanmu. saya hanya ingin bertanya karena mimpi ini berkaitan dengan engkau.” kata Abdullah bin Mubarak

“berkaitan dengan aku?” Abdullah bin Mufig penasaran.

“Iya, benar. aku bermimpi, ada dua Malaikat yang berdialog. dalam dialog itu salah satu Malaikat menyatakan bahwa orang-orang yang berhaji tahun ini tidak satupun yang mendapatkan pahala berhaji kecuali seorang saja. orang itu adalah engkau, Abdullah bin Mufig” kata Abdullah bin Mubarak.

Abdullah bin Mufig menangis. air matanya berurai tak tertahankan sambil mulutnya memuji keagungan Allah SWT.
Ia tidak begitu yakin dengan cerita tamunya, tetapi keharuan tetap saja melingkupi hatinya.

setelah menenangkan diri, Abdullah bin Mufig menjelaskan kepada Abdullah bin Mubarak.

“tahukah engkau, tahun ini aku tidak jadi pergi berhaji?” kata Abdullah bin Mufig

“lalu, apa yang engkau lakukan?” tanya Abdullah bin Mubarak.

“aku hanyalah tukang sepatu.” kata Abdullah bin Mufig.
“Penghasilanku kecil & hanya cukup untuk menghidupi keluargaku.
tapi, keinginanku berangkat haji tidak pernah terbendung.
selama dua puluh tahun, aku menabung sedikit demi sedikit.
sampai tahun ini, ketika waktu berhaji datang uangku cukup untuk berangkat berhaji.
namun, istriku sedang hamil & menginginkan makan daging.
Ia mencium aroma daging yang sedang dimasak tetangga kami.
&, ia menginginkan daging yang dimasak oleh tetangga kami itu”

“kemudian, aku mendatangi tetangga kami itu. dia adalah seorang Janda dengan tiga orang anak. lalu aku sampaikan bahwa Istriku sedang hamil, & ia menginginkan daging yang sedang kau masak”

“dagingnya halal bagi kami, tapi haram untuk kalian” kata janda itu

“selama beberapa hari ini, anak-anakku kelaparan” kata Janda itu

“kami sama sekali tidak punya makanan. hari ini, ketika aku sedang berjalan mencari makan, aku menemukan bangkai seekor keledai.
aku mengambil daging keledai mati itu untuk memberi makan anak-anakku. daging yang sedang kumasak adalah daging bangkai keledai itu. ya, daging itu halal bagi kami & haram bagi kalian”

“setelah mendengar jawaban janda itu, aku pulang & mengambil semua uang yang sudah kukumpulkan selama dua puluh tahun itu.
uang itu aku berikan kepada wanita itu sambil berucap dalam hati, “inilah hajiku, ya Allah”

Abdullah bin Mubarak menangis mendengarkan cerita Abdullah bin Mufig. Ia merasa dirinya kecil & kerdil. karena setiap tahun ia pergi berhaji, tapi apakah ia memikirkan tetangganya yang miskin? Ia menangis sedih

sejak saat itu, ketika hendak berangkat berhaji, Abdullah bin Mubarak memastikan tetangga & kerabatnya tidak ada yang miskin apalagi kelaparan.  (hajinews)

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © CyberJawa.com
All rights reserved