Pasangan suami istri penemu vaksin Covid-19 metode mRNA Pfizer, Ozlem Tureci dan Ugur Sahin, sudah mempersiapkan vaksin terbaru yang lebih manjur untuk melawan varian Delta. Keduanya juga pemilik perusahaan farmasi asal Jerman, BioNTech.
Mereka mengambil tindakan dan merumuskan vaksin Covid-19 yang dikhususkan untuk memberikan perlindungan terhadap ancaman varian Delta yang lebih cepat menular. BioNTech sebelumnya bermitra dengan salah satu perusahaan medis terbesar, Pfizer, untuk mengembangkan vaksin Covid-19 pertama selama pandemi.
Untuk mengembangkan vaksin baru yang difokuskan pada varian Delta, BioNTech menggunakan prosedur laboratorium yang serupa. Namun, kali ini jauh lebih mudah melalui teknologi mRNA yang sebelumnya digunakan untuk memformulasi vaksin terhadap varian Alpha.
Metode mRNA terdiri dari kode genetik yang digunakan untuk mengajari tubuh manusia cara memblokir virus Korona. Dengan mRNA, mengembangkan vaksin untuk melawan varian Delta semudah mengubah kode.
Ozlem Tureci mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini didistribusikan di seluruh dunia mengandung protein lonjakan varian Alpha.
Pakar tersebut mengatakan dalam sebuah laporan oleh Fast Company bahwa satu-satunya prosedur yang harus dilakukan para ahli adalah memotong protein lonjakan asli dari formula vaksin dan menggantinya dengan varian Delta.
Teknologi mRNA menurut Tureci bertindak mirip dengan teknologi platform yang menjaga stabilitas komposisinya meskipun harus mengubah urutan kode yang terkandung dalam vaksin Covid-19. Ia menambahkan bahwa pembuatan vaksin khusus varian Delta tidak memerlukan langkah tambahan dan rumit, menggunakan prosedur yang sama dengan apa adanya.
“Mengembangkan vaksin varian Delta hanya membutuhkan waktu beberapa minggu,” kata Ugur Sahin yang merupakan suami Tureci seperti dilansir Science Times.
Ia mengatakan bahwa dengan urutan yang ada, pembuatan vaksin Covid-19 yang menargetkan varian Delta hanya akan melalui proses selama empat minggu atau kurang.
Dengan urutan dan teknologi mRNA yang tepat, para peneliti akan lebih mudah menganalisis dan memproduksi vaksin dibandingkan dengan rekor pengembangan vaksin tercepat sebelumnya, yang memakan waktu empat tahun.
CEO BioNTech itu mengatakan dalam laporannya bahwa segala sesuatu mengenai vaksin untuk melawan varian Delta akan jauh lebih mudah. Mempertimbangkan teknologi yang tersedia, ia mengatakan bahwa perusahaan dapat mengirimkan vaksin hanya dalam 100 hari atau kurang dari itu.
Setiap proses akan memakan waktu yang lebih singkat, termasuk uji lab, dibandingkan dengan pengembangan vaksin untuk varian Alpha.
BioNTech dan Pfizer menemukan dalam penelitian mereka sebelumnya bahwa perlindungan terhadap varian Delta jauh lebih efektif jika seseorang divaksinasi dengan suntikan ketiga. Meski berpotensi semua akan dapat dosis ketiga, para kritikus dan pakar lainnya meragukan solusi tersebut.(dbs) (hajinews)
Sesuaikan Gadget dengan Kepentingan atau Pekerjaan
7 Jul 2021 | 576
Salah satu dari perkembangan teknologi yang terbaru saat ini adalah dengan pesatnya kemajuan internet dan gadget, dua teknologi ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, ...
Disini Anda Bisa Mendapatkan Terjemahan Novel Terbaik ke dalam Bahasa Indonesia
12 Mei 2022 | 527
Novel adalah bacaan yang sering dicari para remaja untuk menghabiskan waktu santai atau waktu berlibur. Tidak dipungkiri orang dewasa juga banyak yang suka membaca novel. Di jaman yang ...
Rekomendasi Mencari Jasa Arsitek Terbaik Di Emporio Architect
11 Agu 2021 | 1422
Apakah anda sudah tau tentang jasa arsitek? Jasa arsitek adalah jasa yang melayani konsultasi dan pendampingan untuk suatu perencanaan sebuah bangunan. Nah, jika anda mempunyai rencana ...
Memilih Jasa Artikel Pilar untuk Meningkatkan Website Anda
2 Okt 2021 | 602
Penulisan artikel mempunyai andil penting dalam sebuah pemasaran, tak terkecuali pemasaran dalam bentuk digital. Penulisan tidak hanya sekedar tulisan bahasa, tetapi penulisan artikel jauh ...
Bocah SD Meninggal Usai Disuntik Vaksin Ternyata Diberi Jenis Vaksin Berbeda, Ini Alasan Dinkes
30 Des 2021 | 471
Muhammad Bayu Setiawan (12) meninggal kurang dari 24 jam setelah disuntik vaksin Covid-19 jenis Pfizer dosis pertama. Siswa kelas 6 SDN Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Jombang itu diberi ...
Anies Baswedan dan Semangat Gotong Royong Terlihat dalam Perayaan 17 Agustus
21 Agu 2023 | 204
Jakarta - Eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menampilkan kesederhanaan dan kedekatannya dengan rakyat dalam momen Peringatan HUT RI ke-78 di Waduk Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada ...