Ibrahim bin al-Khawas berkata: “Obat hati itu ada lima; membaca Al-Quran dengan tadabur, kosongnya perut, qiyamul lail, munajat dengan penuh kerendahan di waktu sahur dan duduk bersama orang shalih” (al-Habib Zein bin Smith, Al-Manhaj as-Sawi, 170).
Tadabur maknanya memperhatikan atau merenungkan suatu perkataan dari awal hingga akhir kemudian mengulang-ulangi hal itu. Tadabur Al-Quran berarti merenungi secara mendalam dengan berulang-ulang ayat Al-Quran agar dapat menangkap pesan-pesan Al-Quran yang terdalam dan mencapai tujuan maknanya.
Jadi, membaca Al-Quran yang bisa menjadi obat jiwa adalah membaca dengan memahami makna yang terkandung di dalamnya dengan hati-hati dan pelan-pelan. Oleh sebab itu, membaca Al-Quran jangan lupakan tafsir-tafsirnya sebagaimana telah termaktub dalam kutubu at-tafasir.
Maka, tadabur tidak mungkin dilakukan dengan membacanya secara terburu-buru dan bercepat-cepat. Ibnu Abbas pernah mengatakan: “Aku lebih menyukai membaca surat “iza zulzilati” dan “al-qari’ah” dengan mentadaburi keduanya daripada membaca “al-baqarah” dan “Ali Imran” tetapi dengan terburu” (Imam al-Ghazali, Al-Arbain fi Ushuliddin, 35).
Banyak orang berlomba-lomba mengejar khatam Al-Quran dengan membaca super cepat. Sampai lepas kaidah-kaidah tajwid, makharijul huruf dan dipastikan lalai terhadap kandungannya. Kita membaca sebuah novel dengan cara baca cepat pasti berbeda pengaruhnya bila membacanya dengan pelan-pelan. Begitu pula al-Qur’an, membaca terlalu sangat cepat akan menghilangkan kekhusyu’an.
Oleh sebab itu, membaca al-Quran memerlukan pengkodisian yang baik. Pengkodisian yang baik itu dengan mengamalkan adab-adab dalam membaca al-Qur’an.
Al-Quran merupakan kitab yang paling istimewa, maka cara membacanya pun harus dengan cara istimewa. Al-Quran bukan kitab biasa, maka cara membacanya tidak boleh disamakan dengan membaca buku-buku biasa.
Di antara adab membaca Al-Quran dijelaskan oleh Imam al-Ghazali. Yaitu; Pertama, duduk dengan penuh hormat. Imam al-Ghazali menerangkan bahwa ada hubungan antara anggota badan dengan suasana hati.
Seseorang yang duduk membaca al-Quran dengan hormat pasti dalam hatinya akan tumbuh penghormatan pada kitab suci ini. Sebaliknya, jika membaca Al-Quran dengan sembarangan, berarti hati itu kurang hormat kepada Al-Qur’an.
Kedua, membaca Al-Quran dalam keadaan suci dari hadas, tenang, menghadap kiblat, tidak bersandar sebagaiman sandarnya orang yang duduk-duduk santai. Jangan membaca sambil badan tiduran.
Ketiga, Memilih waktu-waktu yang utama dalam membaca Al-Qur’an. Misalnya di antara waktu yang memiliki keutamaan membaca Al-Quran dimana kita diperintah untuk mengamalkan adalah membaca Al-Quran di malam hari yang sepi.
Menurut Imam al-Ghazali, hati itu cenderung lebih jernih di malam hari daripada suasana hati di siang hari biasanya banyak kotoran yang masuk. Membaca Al-Quran ketika sedang shalat memiliki pahala yang jauh lebih banyak daripada di luar shalat.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengatakan: “Barangsiapa yang membaca Al-Quran dalam shalat maka pahalanya setiap huruf adalah seratus kebaikan. Barangsiapa yang membaca Al-Quran di luar shalat dalam keadaan suci, maka pahalanya setiap huruf dua puluh lima kebaikan. Barangsiapa membaca al-Quran dalam keadaan tidak suci maka setiap huruf adalah sepuluh kebaikan (Imam al-Ghazali, Al-Arbain fi Ushuliddin, 36).
Pembacaan Al-Qurandengan cara demikian yang bisa menjadi obat bagi jiwa manusia. Jiwa manusia dalam perjalanan hidupnya dipenuhi dengan cobaan (fitnah). Iri hati, sombong, ujub, riya dan ragu terhadap agama merupakan penyakit-penyakit yang menempel pada hati manusia. Penyakit tersebut tidak berhenti berusaha menempel kepada hati manusia sampai manusia itu menemui ajal.
Penyakit jiwa paling serius tentu saja ragu-ragu terhadap agama. Imam al-Ghazali dalam al-Iqtishad fi al-I’tiqad menerangkan bahwa membacakan Al-Quran bisa menyembuhkan orang yang dalam hatinya ada syakk fid diin (keragu-raguan dalam agama). Jika masih belum sembuh, maka ditambah dosis, yaitu hujjah aqliyyah (argumentasi rasional).
Maka menarik apa yang dijelaskan oleh imam al-Ghazali bahwa membaca dengan mentadaburkan penuh dengan adab ditambah dengan penjelasan-penjelasan yang aqli bisa menjadi obat mujarab bagi orang yang jiwanya sakit.
Penyakit yang perlu ditambah dosis ini biasanya adalah penyakit-penyakit pemikiran dan keyakinan yang mencoba menyimpangkan makna kandungan ayat al-Qur’an. Penyakit jiwa yang demikian merupakan penyakit yang sangat serius.
Maka, penjelasan-penjelasan yang aqli tentang penyakit kejiwaan demikian ini dijelaskan oleh para ulama-ulama ahli kalam. Jika kita dapati para mutakallim menjelaskan suatu ayat al-Qur’an, maka di situ ada hujjah aqliyah yang sangat diperlukan sebagai formula obat orang yang ragu terhadap suatu perkara agama.
Sehingga, ketika kita mendalami penjelasan ahli kalam tentang suatu ayat al-Quran dalam kitab-kitab kalamnya, maka sejatinya kita sedang tadabur secara mendalam.* (peneliti InPAS dan dosen di INI-DALWA, Bangil)
6 Cara Memulai Bisnis Sampingan yang Menguntungkan
27 Jun 2024 | 137
Banyak orang saat ini memiliki keinginan untuk memulai bisnis sampingan sebagai tambahan penghasilan. Bisnis sampingan dapat menjadi pilihan yang tepat untuk meningkatkan pendapatan, ...
Ide Hampers Sederhana untuk Orang Tercinta
20 Maret 2023 | 622
Memberikan hampers dalam perayaan yang spesial seperti ulang tahun, lebran atau hari besar lainnya, bisa menjadi cara yang baik untuk menunjukkan bentuk perhatian dan kasih sayang kepada ...
Yayasan Islam Terbaik di Bandung
8 Maret 2021 | 781
Sekolah Islam saat ini adalah menjadi prioritas utama bagi orang tua, karena dengan kita memilih sekolah yang berbasis Islam agar putra-putri kita kelak bisa tumbuh menjadi anak yang soleh ...
Berbagai Macam Manfaat Kulit Buah Delima
4 Nov 2020 | 829
Siapa sih yang tidak mengenal buah delima, berbagai macam manfaat kulit dari buah delima ini ternyata sangat baik untuk kesehatan tubuh loh. Tau gak sih kamu kalau kulit dari buah yang ...
Kemampuan Data Analyst yang Kuat dapat Meningkatkan Keputusan Bisnis
13 Apr 2023 | 640
Jaman sekarang ini persaingan dalam mencari pekerjaan sangatlah ketat. Namun jika kita memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam bidang tertentu, seperti data analyst, ...
Bisnis Maju dan Berkembang Bersama Jasa Penerjemah Tersumpah
17 Okt 2020 | 881
Kemajuan jaman di era digital seperti sekarang ini sangat dibutuhkan kecerdasan yang maksimal agar kita tidak dibilang gaptek atau ketinggalan jaman. Tidak diragukan lagi saat ini jamannya ...